2020 - Andreannf

Monday, December 7, 2020

Copy Writing dan Story Telling (With Budiman Hakim)
December 07, 20200 Comments

 

         Dalam sebuah sesi live di platform Instagram pada akun foodizz.id, Budiman Hakim hadir sebagai bintang tamu yang dihadirkan untuk berbicara membahas bersama mengenai copywriting dan story telling dalam sebuah produk periklanan khususnya pada usaha makanan atau FnB. Budiman Hakim sendiri merupakan seorang penulis buku dengan bahasan seputar copywriting diantaranya Copywriter is Dead, Story Telling: Beriklan Lewat Cerita, Saya Pengen Jadi Copywriter, dll. Selain itu Budiman Hakim juga tercatat sebagai Creative Advisor pada MACS909.

            Pada kesempatan itu, Budiman Hakim bercerita banyak sekaligus melakukan tanya jawab pada penontonnya seputar dunia copywriting dan juga story telling. Pertama-tama Budiman Hakim menyampaikan hal dasar mengenai apa itu copywriting dan segala yang berkaitannya. Menurutnya Copywriting berasal dari kata copy yang berarti teks atau tulisan dan writing yang berarti penulisan atau menulis. Sehingga terciptalah sebuah arti utuh dalam periklanan yaitu penulisan naskah yang bersifat persuasive. Sedangkan Storytelling sendiri merupakan cerita yang berisi promosi namun dikemas lebih halus atau disampaikan dengan smooth. Copywriting dan story telling pada periklanan memiliki muara yang sama, yaitu merupakan ajang promosi sebuah produk, namun teknik penyampaiannya lah yang membuat kedua hal tersebut berbeda. Copywriting seringkali bersifat terus terang, gambling, dan to the point, sedangkan story telling menurut Budiman Hakim merupakan strategi yang cukup ampuh karena produk bukan jadi titik utama dalam sebuah pemaparan, sehingga kesan promosi tidak terlalu terasa disana. Dengan begitu, getok tular atau mouth to mouth di kalangan customernya.

            Budiman Hakim juga bercerita bahwa masa kini seharusnya merupakan ajang promosi yang luar biasa karena terbukanya banyak sekali media untuk berpromosi dan gratis. Ketika pada jaman dulu, pemilik brand harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk menyewa tempat beriklan pada TV, Radio, Baliho, dan tempat lainnya, kini semua itu hanya opsional. Dengan keterbukaan media yang dengan mudah diakses, seharusnya kita tidak bertanya platform mana yang cocok untuk kita mengiklankan produk kita. Tembak saja semua platform dan  beriklan dengan baik disana.

            Mengenai story telling, banyak orang yang beranggapan susah, tidak tau dasarnya, tidak tau harus bagaimana. Namun menurut Budiman Hakim, kita semua sebagai manusia sejak kecil sudah diberikan story telling oleh ibu bagaimana sebuah cerita urban legend itu berjalan, bagaimana pengalaman orang tua kita dan banyak lagi. Jadi pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan dasar untuk ber-storytelling hanya yang membedakaan adalah perbendaharaan kosakata dan imajinasi ketika ber-storytelling. Budiman Hakim sendiri sering kali mengajarkan bagaimana melakukan story telling yaitu dengan memberikan pancingan berupa disediakan 6 kata acak, dan ditugaskan untuk merangkainya menjadi sebuah susunan cerita yang menarik dan nyambung. Setelah satuan kata, naik lagi ke kalimat, Alinea, dan seterusnya. Pancingan-pancingan itu yang akan memaksa kita untuk berimajinasi seluas mungkin.

            Lalu pertanyaan berikutnya adalah bagaimana caranya untuk menjadikan storytelling ini bagus, yaitu dengan adanya element of surprise. Dimana sisi surprise inilah yang menjadi unsur pembuat sebuah story telling menjadi kaya. Budiman Hakim mengibaratkan dengan kenapa perempuan muda suka laki-laki badboys? Tentu bukan karna dia berantakan atau urakan. Tapi ada surprise-surprise yang selalu dia lakukan dan berbeda dengan orang lain sehingga bad boy terkesan stand out dan menarik. Merupakan analogi yang cukup pas jika dilihat, sesuatu yang berbeda pasti akan menarik perhatian lebih. Namun diluar itu ada aspek yang juga perlu diperhatikan, yaitu kualitas. Kearah mana sebuah poin unik ini mengarah. Berbeda namun tidak berkualitas hanya akan membuat seseorang atau calon konsumen menengok namun tidak singgah. Kualitas yang baik dan memiliki sisi unik tentu akan membuat calon konsumen kita singgah bahkan menetap. Aspek ini yang sering kali dilupakan oleh orang-orang.

            Brand baru dan brand yang sudah mapan memiliki perbedaan dalam treatment periklanannya. Brand baru sebagai pendatang yang mencoba memperkenalkan produknya, sejatinya melakukan beriklan yang berupa memperkenalkan produknya secara jelas. Sedangkan brand yang sudah mapan dan produknya sudah dikenal, tugasnya hanyalah beriklan sebagai bentuk sapaan dan reminding kepada costumernya. Maka dari itu brand yang sudah mapan biasa beriklan secara unik bahkan sering kali berupa kampanye. Sebaliknya, banyak brand-brand baru yang mencoba datang dengan konsep iklan yang nyeleneh bahkan out of meaning dan hasilnya penonton iklan pun bingung apa yang dia lihat dan akhirnya ketertarikan itupun hilang. Karena pada dasarnya konsumen mencari alternatif produk yang berkualitas dan lebih worth, bukan yang iklannya aneh.

Copywriting adalah sebuah Teknik periklanan yang tidak bisa berdiri sendiri. Ia selalu dilengkapi dengan objek ataupun konteks visual yang mendukung. Mengapa? Contohnya dalam penggunaan tagline. Ambil contoh kasus Nike dengan tagline “just do it” nya. Orang sekarang tau bahwa tagline tersebut milik Nike karena memang brand Nika sudah cukup mendunia dan lintas kalangan. Namun saat peluncuran pertamanya, kata-kata just do it tentu aneh jika berdiri sendiri. Harus ada konteks yang mengikutinya. Misalnya ketika iklan produk nike berupa sepatu sepak bola Nike Hypervenom yang beriklan, maka visualnya akan menampilkan sepatu itu yang dipakai untuk kegiatan bermain bola dan diakhiri dengan taglinenya “Just do It” maka akan terasa sangat pas.

            Copywriting sendiri jika berbicara mengenai tagline memiliki 2 klasifikasi menurut Budiman Hakim, yaitu Product Benefit dan Emotional Benefit. Product Benefit merupakan Teknik copywriting dengan menonjolkan aspek nyata atau yang dapat kita sadari secara jelas. Contohnya adalah ketika ada rumah makan bakso bernama Bakso Pak Jarwo, dia menggunakan tagline “Sehat dan Segar” karena menggunakan sayuran dan daging yang fresh serta tanpa bumbu tambahan yang berbahaya. Melihat hal demikian, maka Bakso dan Miayam Pak Sigar ingin menyainginya dengan membuat deadline yang melebihi, misalnya “Lebih Sehat, Lebih Segar, dan Lebih Lengkap” karena menggunakan daging pilihan dan sayur organic serta juga menjual mi ayam. Jadi pada intinya Product benefit ini menjelaskan produk, namun sangat mudah dipatahkan oleh competitor. Selanjutnya jika menggunakan Emotional Benefit, competitor tidak akan mudah mematahkannya karena bersifat emotional atau tidak ada sesuatu yang dirasakan. Contohnya adalah ketika ada RM Nasi Padang Asli Achyar ketika membuat tagline dengan sisi emotional benefit, ia mengambil tagline “Tersenyum”. Tagline seperti ini akan cenderung susah untuk dipatahkan, karena tagline seperti ini menggunakan pendekatan secara emosional.

            Jika kita seseorang yang ingin menjadi Copy Writer, maka makanan kita sehari hari pantasnya adalah kata-kata. Baca buku, koran, dan banyak lagi sumber-sumber perbendaharaan kosa kata harus menjadi teman akrab. Karena akan menjadi sia-sia jika kita merasa perbendaharaan kosa kata kita luas namun pada dasarnya orang sulit mengerti atau menerimanya. Hal itu jadi kontras pada sisi promosi atau beriklan, seharusnya mendekatkan pada calon konsumen justru malah menjauhkannya.

Reading Time:

Monday, November 23, 2020

Pengikut yang Sedang Meraba Dunia
November 23, 20200 Comments

 

Dalam strata sosial masyarakat kelas menengah, ada 8 segmentasi yang masing-masing memiliki ciri khasnya. Kedelapan segmen tersebut adalah the performer, the expert, the aspirator, the climber, the follower, the trendsetter, the flow-er, dan the settler. Kali ini saya akan berfokus pada segmen the follower. Saya telah mewawancarai seseorang, yang menurut perspektif saya, termasuk ke dalam segmen follower. The follower atau pengikut adalah mereka yang yang membutuhkan panutan dan bergantung pada keberadaan teman. Biasanya mereka adalah para pelajar SMA dan mahasiswa.

 

Pada kali ini saya berkesempatan untuk mengetahui lebih dekat secara personal teman saya sendiri, yaitu Usman. Usman merupakan seorang mahasiswa di salah satu kampus negeri Semarang. Berikut merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan yang saya tanyakan kepada Usman:

 

1. Apa harapan dan cita-citamu selama hidup?

 

2.  Apa faktor penting dalam hidupmu?

 

3. Gimana caramu memandang hidup?

 

4. Norma dan nilai apa yang kamu anut dalam hidupmu?

 

5. Apa motivasimu dalam menjalani hidupmu sekarang?

 

6. Apa sih kekhawatiran terbesarmu?

 

7. Dalam relasi sosial, apa yang jadi concern utamamu?

 

8. Bagaimana kamu memanajemen hartamu?

 

Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, Usman mengungkapkan bahwa harapannya adalah ingin bekerja di Lembaga seperti BIG, BMKG, dan sejenisnya, mengingat Usman sendiri memiliki background Pendidikan Geografi. Selain itu ia juga berambisi untuk memiliki bisnis sampingan berupa clothing sport atau melanjutkan bisnis orang tuanya dibidang furniture antic.

 

Faktor penting dalam hidup bagi Usman adalah memiliki temen yang satu frekuensi, bersikap sabar dan brani mencoba hal baru agar semua urusan lancar. Usman sendiri menekankan bahwa lingkungan sekitar yang positif merupakan keharusan baginya. Dalam hidup, Usman berpandangan bahwa hidup itu untuk dinikmati alurnya dengan menjunjung nilai kesopanan dalam menjalani kesehariannya.

 

Sedangkan motivasi yang terus ia tanamkan dalam hidupnya adalah lakukan semua hal dengan baik dan sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang selaras dengan impian kita. Kekhawatiran terbesar dari Tia adalah di mana ia telah berusaha dengan sekuat tenaga dan gigih, namun akhirnya gagal lalu menyerah. Untuk itu, jaringan pertemanan yang Usman terapkan adalah berteman dengan orang yang sekiranya memiliki garis keilmuan yang sama dan berada di level atas dari pada dirinya.

 

Usman memiliki manajemen uang dalam tabungan yang dapat dibilang hampir sama dengan kebanyakan orang pada usianya. Ia menyisihkan uang saku atau hasil dari kerjanya tanpa ada patokan yang jelas dan bersifat tidak menentu.

 

Dari beberapa pernyataan diatas, terlihat bahwa Usman merupakan kelas Follower. Dimana ia masih membutuhkan role model atau orang yang mampu memberikan backup ketika ia merasa akan atau sudah gagal.

 

Apabila diibaratkan sebuah produk, Usman adalah sebuah baterai handphone. Di mana ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat survive selama mungkin untuk tetap hidup, namun ia tetap membutuhkan powerbank untuk mendampinginya agar saat dia merasa sudah tidak sanggup menahan bebannya, ia dapat segera mendapatkan backup terlebih dahulu sebelum terlalu jatuh.

 

 

Reading Time:

Sunday, November 22, 2020

4 Iklan Majalah dan 1 Iklan Pribadi
November 22, 20200 Comments

1. Iklan Melanox














Tagline: Noda? No Way

Overline: Menghapus Noda di Wajah, Melonax Ahlinya

Body: Agar mendapat hasil maksimal, lindungi wajah dari sengatan matahari dengan Pabanox untuk kulit normal ...


2. Iklan Mi Telur cap 3 Ayam














Headline: Mau yang Enak?

Overline: Kemasan Hijau Lebih Kenyal, Lebih Gurih

Tagline: Mi Telur Super, ya.. cap 3 Ayam


3. Iklan Milkmaid














Headline: Ciptakan Aneka Kelezatan degan Kemasan Praktis


4. Iklan Marjan














Headline: Mewahnya Rasa Asli Sirup Marjan Cocopandan

Body: Nikmati kemewahan sirup Marjan Cocopandan. Kemurnian rasa buah aslinya terasa begitu spesial. Sirup marjan terbuat dari 100% gula murni ...


5.  Iklan Mini Toy (pribadi)














Headline: Mini Toy Guitar Hero

Tagline: Gitar untuk teman mejamu

SubHead: Bahan Terbaik

Body: Mini Toy Guitar Hero ini dibuat menggunakan kayu mahagoni …

Panel: Rp 150.000,00 …

Caption: Mini Toy Guitar Hero Dapat Dibeli …



Reading Time:
Pacific Menemani Masyarakat
November 22, 20200 Comments

 


Tagline: Pelintas Batas

Advertorial: 

Mencoba mendobrak pemain lama, Pacific menjadi brand sepeda yang memberikan angin segar diantara brand mainstream yang lain bagi pecinta sepeda di Indonesia. Tidak bisa terbilang pemain baru, pasalnya Pacific telah bermunculan di jalanan Indonesia sejak tahun 1995. Pacific sendiri mengusung semangat sepeda nasional yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Maka dari itu Pacific termasuk pemain di segmen middle class yang cukup menjanjikan.

Sepeda sendiri merupakan salah satu kendaraan bahkan hobi yang cukup lekat dengan masyarakat Indonesia khususnya di kelas menengah. Sudah menjadi rahasia umum ketika masyarakat kelas atas pada masa kolonialisme berkendara menggunakan mobil, maka kelas menengah kebawah menggunakan sepeda sebagai salah satu kendaraan utama. Kebiasaan itulah yang masih terbawa hingga saat ini walaupun secara fungsi sepeda telah beralih menjadi barang hobi atau alat olahraga. 

Fenomena peralihan inilah yang dilihat dapat menjadi peluang bagi produsen sepeda untuk mengembangkan pasarnya secara nasional. Terbukti, Pacific dengan segudang pengalamannya mampu bertahan dan telah merambah ke berbagai segmentasi pasar dengan inovasinya yang tidak pernah berhenti. Memiliki jenis sepeda yang sangat beragam seperti menjadi bukti bahwa Pacific memiliki semangat untuk selalu ada bersama konsumennya, apapun kebutuhannya. 

Varian sepeda dari Pacific sendiri terbilang cukup lengkap untuk berbagai kebutuhan dan berbagai kelas ekonomi. Mulai dari jenis Road Bike, Mountain Bike, BMX, Urban Bike, hingga Kids Bike, telah Pacific luncurkan kepada masyarakat umum. Tentu pilihan yang banyak tersebut ditujukan untuk memberikan opsi yang pas untuk kebutuhan konsumennya. Seperti road bike yang diciptakan untuk sepeda balap, mountain bike yang dikhususkan untuk mereka yang menyukai adventure seperti menuruni gunung atau medan yang cukup berat, BMX yang disediakan untuk anak muda yang gemar melakukan trik maupun hal ekstrim dengan sepedanya. Urban bike atau biasa dikenal dengan nama sepeda lipat merupakan jenis sepeda modern yang nyaman digunakan untuk bersepeda santai, dan tentu saja Kids bike ini khusus dibuat untuk anak-anak.

Eksistensi Pacific di Indonesia terbilang cukup merata di beberapa daerah. Pasalnya dealer dan service center pacific sendiri telah menyeluruh di berbagai daerah di Indonesia. Bali, Seluruh Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sumatera, hingga Sulawesi. Hal ini berkaitan dengan usaha dari Pacific untuk menjaga after sales service konsumennya. 

Sepeda Pacific ini sendiri mudah untuk ditemui di berbagai toko sepeda hampir di seluruh Indonesia baik yang memiliki afiliasi langsung dengan Pacific maupun tidak. Selain itu, Pacific juga sangat mudah ditemukan di berbagai marketplace online untuk pembeliannya. 


Reading Time:

Saturday, November 14, 2020

   Internet Hari Ini
November 14, 20200 Comments

            Internet merupakan satu hal yang tidaik bisa dilepaskan dari genggaman sebagian besar masyarakat. Mengapa genggaman? Karena di masa kini semua akses yang pada masa lalunya  hanya bisa dilakukan melalui kantor, ruangan, bahkan meja, kini dengan sangat mudah dijangkau hanya dari genggaman.

            Generasi Z telah membawa pasar internet naik tajam dan memaksa generasi-generasi diatasnya untuk mengikuti tren tersebut. Terkesan mudah untuk generasi Z dan sekitarnya karena beberapa kalangannya sudah diberikan teknologi sejak dia belum genap berumur 5 tahun dan sebaliknya, akan sangat menantang bagi generasi sebelumnya karena ini merupakan hal baru baginya. Menjamurnya tempat kursus computer dan beberapa bidang didalamnya membuktikan bahwa perlu usaha lebih dari generasi lama untuk mengikuti tren agar tetap survive bersama persaingan baru ini.

            Khususnya di tengah pandemic ini, kita bisa melihat bagaimana konsumsi internet dan segala teknologinya benar-benar menjadi senjata utama dalam berbagai bidang termasuk pembelajaran, pekerjaan, bahkan hingga sektor hiburan. Dan lagi-lagi kembali memaksa generasi lama untuk menyesuaikan diri bersama teknologi yang kian maju, mencari yang efektif dari berbagai kemungkinan.

            Melihat kemudahan yang begitu luar biasa dan ditambah lagi pengguna yang menyasar berbagai kalangan, internet merupakan ladang yang subur bagi pelaku usaha. Tidak terkecuali usaha yang berbau negative seperti penipuan. Hal ini perlu dikupas lebih dalam terlebih lagi dibagian mengapa penipuan ini ada dan bagaimana penipuan ini berhasil melancarkan aksinya? Jawabannya adalah adanya celah. Indonesia bisa dibilang termasuk negara yang terbilang baru mengenal teknologi termasuk internet sehingga masyarakat terbagi pada 2 golongan besar, yaitu orang yang mudah menyesuaikan diri dengan adanya hal baru dan orang yang terbilang lamban atau bahkan menolak kemajuan tersebut. Orang yang mudah menyesuaikan diri dengan internet dan seluk beluknya akan dikenal sebagai orang yang melek informasi. Sedangkan orang yang lamban dalam menerima kemajuan bahkan menolaknya tentu mereka tidak se-peka orang yang melek informasi. Itulah sasaran penipuan berbasis online, memanfaatkan adanya gap untuk mengambil keuntungan. Lalu, bagaimana mungkin orang-orang bisa tertipu dengan suatu hal di internet? Generasi lama telah terbiasa dengan media besar seperti radio, koran, dan televisi dimana validitas dari informasinya dapat dikatakan hampir valid seutuhnya karna mulai dari wartawan hingga penanggung jawab memiliki andil besar atas nama baiknya. Namun berbeda dengan internet, semua bisa menjadi sumber berita dengan diksi yang luar biasa tanpa tau bagaimana keaslian tulisan atau hal yang disajikannya itu. Perbedaan inilah yang dimanfaatkan untuk melancarkan maksud-maksud tertentu bisa berupa berita hoax atau penipuan jual beli.

Generasi Z dan individu-individu di generasi lain yang terbilang melek informasi ini seperti memiliki tanggung jawab secara tidak langsung untuk meluruskan dan memberantas hal hal seperti ini dengan caranya masing-masing. Mulai dari melakukan report, menyebarluaskan informasi klarifikasi, hingga dengan cara mengerjainya atau biasa disebut trolling. Hal-hal seperti ini sadar atau tidak telah dilakukan banyak orang di media tanpa terorganisir. Mulai banyak orang yang membantu meluruskan informasi sesuai pada bidangnya, mulai banyak yang menceritakan pengalamannya, hingga mulai banyak gertakan kepada orang atau pihak yang dianggap merugikan dengan istilah “spill the tea” ini membuktkan bahwa adanya kesepakatan untuk bertanggung jawab tidak tertulis disana.\

Movement ini dapat dibilang cukup baik secara keseluruhan, dimana budaya tolong menolong dan saling bersimpati tetap berjalan dengan cara baru yang mungkin bagi sebagian orang tidak terasa. Internet memang lahan bebas bagi semua orang, termasuk membantu sesama untuk kebaikan bersama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama: Andrean Nur Fauzi

NIM: 18107030063

Mata Kuliah: New Media Iklan

Reading Time:
   Helm yang Merindukan Motornya
November 14, 20200 Comments



Sejak smp lalu, aku merupakan orang yang sangat antusias dengan sepeda motor. Bukan orang yang menyukai tayangan MotoGP, namun lebih kepada sepeda motor secara hobi. Bahkan sejak aku kelas 3 SMP, aku menabung untuk membeli helm full-face yang pada saat itu cukup mahal bagiku yang diberi uang saku 35 ribu untuk satu minggu. Namun karena memang keingan yang cukup kuat, akhirnya aku bisa membelinya sebelum aku lulus SMP. Helm full-face ber-merk MAZ berwarna hitam, putih, biru.

Walaupun menggunakan motor Supra tahun 2004, helm ini hampir setiap bepergian selalu aku pakai. Mulai dari pergi kesekolah, ke tempat les, bahkan pergi bermainpun selalu aku pakai. Tidak dipungkiri helm full-face memang berat dan tidak nyaman jika dibandingkan dengan helm half-face yang bisa dengan mudah makan atau minum dijalan, namun karna ada rasa senang dan bangga tersendiri yang dirasakan dari memakai helm itu, maka rasanya seperti enjoy.

Hingga pada akhirnya saat SMA aku diamanahi oleh orang tua untuk menggunakan sepeda motor yang lebih proper dengan helmnya, yaitu Yamaha New Vixion Advance tahun 2015. Rasanya masih teringat bagaimana rasanya menangis senang saat tau motor itu datang di depan rumah tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Dan mulai saat itu aku selalu merasa sayang dengan dunia sepeda motor bahkan hingga bergabung dengan beberapa klub motor dan modifikasi. Teramat banyak kenangan dengan motor dan helm itu, mulai dari menemani diberbagai momen hingga touring bersama.

Namun cerita itu harus berhenti tepat 2 tahun lalu ketika motor kesayangan harus rela dijual karena jarak dari rumah ke kampus yang cukup jauh dan perlu kendaraan yang lebih nyaman dan memiliki fleksibilitas yang baik. Dengan berat hati, helm itu harus rela berpisah dengan semua cerita indahnya. Lebih dari itu, iapun harus merelakan diri untuk mundur dari posisi utama helm yang aku pakai dan duduk rapih terbungkus kuat di dalam rak sambil menungguku untuk membeli lagi sepeda motor itu dan berharap bisa berkendara bersama penuh ceria seperti dahulu

Reading Time:

Friday, May 29, 2020

TowilFiets, Kayuhanmu Menghidupi (Essay Mengenai TowilFiets)
May 29, 20200 Comments
Kota Yogyakarta atau lebih luas lagi dalam lingkup DIY mungkin sudah tidak asing lagi dalam dunia pariwisata. Bahkan dapat dibilang hampir seluruh kabupaten dan kota didalamnya memiliki tempat wisata alam maupun buatan yang menarik dimata para wisatawan local dan manca negara. Tak lupa pula tittle Yogyakarta yang kental akan budayanya juga turut dijadikan daya Tarik wisata tersendiri di dunia pariwisata. Bermain, belajar, mengamati, mencari inspirasi, dan lain sebagainya merupakan beberapa dari sekian banyak alasan mengapa Yogyakarta menjadi lokasi tujuan untuk berwisata. Jelas dengan permintaan yang semakin tinggi dan kesadaran masyarakat akan itu, pariwisata di Yogyakarta terus berkembang seiring waktu baik yang dibina dan diakomodir oleh pemerintah daerah secara langsung maupun inisiatif dari kelompok masyarakat di sekitar lokasi wisata. Hal ini lah yang terus dilanjutkan pengembangan dan perbaikannya karena dirasa memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat maupun pendapatan daerah. Di Kabupaten Sleman sendiri pada tahun 2019, Dinas Pariwisata Sleman melansir bahwa kontribusinya sector pariwisata sendiri menyumbang Rp 218,475 miliar atau mencapai 24,42 persen dari keseluruhan PAD.

Peran aktif masyarakat serta kemandiriannya dalam mendukung dan mensukseskan DIY sebagai tujuan pariwisata pun juga ditunjukkan oleh salah satu tokoh yang dengan hal sederhana dan bisa memanfaatkan sisi ke asrian Jogja. Dialah Muntowil, seorang pria kreatif berumur 46 tahun yang memanfaatkan kekayaan daerahnya dan hobinya sebagai lini usaha yang mendunia. Bertempat di Dusun Bantar, Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, ia menjalankan usahanya. Bagi sebagian masyarakat Yogyakarta sendiri pun daerah tersebut terdengar asing, namun disanalah Muntowil atau yang akrab disapa Towil menemukan hidden paradisenya sendiri bersama bisnis pariwisatanya bernama Towilfiets. Towilfiets sendiri diambil dari gabungan antara namanya (Towil) dan sepeda dalam Bahasa Belanda yaitu Fiets. Dan sesuai dengan namanya, alat yang ia andalkan sebagai daya Tarik utama dari bisnis tersebut adalah sepeda onthel. Sebuah identitas masyarakat Jawa kuno yang mulai ditinggalkan namun berhasil dimanfaatkan olehnya. Mengapa? Tren sendiri sebenarnya tidak berubah, melainkan hanya berputar dan akan Kembali suatu saat. Ketika sepeda onthel tersebut sudah lama ditinggalkan, tentu perlahan akan muncul rasa nostalgia dalam diri seseorang untuk ingin menggunakannya Kembali. Dan peluang itulah yang sengaja di ciptakan untuk diterapkan dibisnisnya. Bermula dari 5 sepeda yang ia punyai dan sempat ditegur oleh ibu mertuanya karna hanya menumpuk dan dirasa terlalu berlebihan untuk digunakan sendirian, Towil perlahan membuktikan alat transportasi tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup menjanjikan hingga kini ia telah memiliki sebanyak 100 buah sepeda onthel dengan taksiran harga yang cukup menggiurkan jika dijual pada kolektor.


Foto diambil dari Antara


Towilfiets sendiri merupakan bisnis dibidang pariwisata atau lebih spesifiknya adalah guide tour dengan berbagai macam paket wisata yang ditawarkan. Dalam paket yang ditawarkan, wisatawan diajak  mengayuh seperda onthel untuk berkeliling desanya untuk melihat sekaligus mempelajari kearifan local yang ada. Tentu kita mungkin berfikir, bagaimana Towil menjalankan usahanya diatas usaha orang lain di sekitarnya? Towil sendiri juga melakukan “kulonuwun” dan Kerjasama dengan orang-orang yang usahanya ia jadikan untuk destinasi wisatanya, seperti pemilik sawah, produsen tempe, produsen kerajinan dan lain sebagainya. Hal inilah yang membawa TowilFiets tumbuh dengan baik karena ada support yang baik oleh kalangan disekitarnya dan tentu konsep pemasaran yang ia terapkan, yaitu system getok tular yang mengandalkan relasi dan tentu pemanfaatan media. Pemandangan desa yang masih asri dan gemercik air tentu memberikan kesan relaxing yang disenangi oleh para wisatawan sehingga cita-citanya untuk membuat pola wisata di Jogja berubah dapat terealisasikan. Ya, cita-citanya adalah membuat para wisatawan tinggal lebih lama di Yogyakarta dan mendalami lebih lanjut mengenai berbagai hal sebuah sector pariwisata seperti pola wisata yang ada di Bali. Karena menurutnya Yogyakarta tidak kalah banyak potensinya daripada Bali hanya belum tereksplore dengan baik. Maka tak heran dengan terobosan yang dilakukan oleh Towil ini sangat digemari oleh wisatawan asing dan seringkali diajak Kerjasama oleh agency tour and travel untuk melayani turis manca negara berwisata ala TowilFiets.


Foto diambil dari Facebook TowilFiets


Foto diambil dari Facebook TowilFiets
Hal ini Juga dapat dikaitkan dengan teori milik Baudrillard yaitu dalam bukunya yang berjudul Simulacra and Simulacrum, dimana ada konsep hiperrealitas yang menurutnya terdapat realitas mediascape yaitu dimana media memiliki kekuatan yang lebih dari biasanya dan membentuk citra-citra sehingga membuatnya terlihat hidup bahkan lebih hidup dari yang sebenarnya. Image Yogyakarta yang telah melekat sebagai daerah yang memiliki budaya yang cukup kental serta alam yang indah dan ditambah dengan bumbu-bumbu media tentu menjadikan citra Yogyakarta menggiurkan bagi wisatawan. Keadaan ini tentu sangat mendukung bisnis TowilFiets ini dalam hal mendatangkan wisatawan dan TowilFiets cukup melakukan branding ringan untuk lebih mengangkat namanya. Berbeda jika usaha ini dilaksanakan didaerah lain yang tidak memiliki previlage sebaik Yogyakarta dalam pembentukan citranya, tentu pengusaha harus berusaha lebih keras terlebih dahulu untuk membentuk citra yang baik pada daerahnya dahulu baru pembentukan citra pada usahanya. Didukung dengan pendapat Baudrillard yang lain dimana konsumsilah yang menjadi inti dari ekonomi, bukan lagi produksi. TowilFiets beruntung dapat berdiri diantara keduanya. Ia memanfaatkan konsumtif dari wisatawan ditambah juga membantu proses keberlangsungan produksi dari berbagai produsen yang ia ajak Kerjasama dalam tour and travelnya.

Foto diambil dari Facebook TowilFiets


Towil pun turut mengajak masyarakat Yogyakarta untuk mengeksplore daerahnya lebih dalam lagi karena ia yakin bahwa Yogyakarta tidak akan kehilangan potensi. Budaya, Agama, Sosial, dan lain sebagainya merupakan part-part yang dapat digali lebih jauh lagi oleh masyarakat untuk menarik wisatawan ke Yogyakarta dan tentu dengan pelayanan dan marketing yang baik pula agar menimbulkan kesan. Diharapkan masyarakat Yogyakarta juga mau untuk saling bersinergi satu sama lain agar dapat mewujudkan sector pariwisata yang unggul bahkan dapat menyaingi Bali suatu saat nanti. Towil pun turut membubuhkan kalimat pamungkasnya, yaitu “Hobimu bisa jadi penghasilan dan lingkunganmu bisa jadi penghidupan”.




Andrean Nur Fauzi - 18107030063 - Advertising A
Reading Time:

Tuesday, May 26, 2020

Sang Dewi di Pucuk Turi  (Usaha Berbasis Lokalitas)
May 26, 20200 Comments


PROPOSAL PEMBANGUNAN DESA WISATA PULESARI

Latar Belakang
Desa wisata ini merupakan desa wisata yang berdiri sendiri yang berawal dari masyarakat, Oleh Masyarakat dan untuk masyarakat bedasar semangat gotong royong membangun sebuah desa serta komitmen bersama dan banyaknya potensi yang ada diwilayah yang perlu kami lestarikan dan dikembangkan maka dari itu memunculkan sebuah gagasan sebuah ide untuk membetuk sebuah Desa wisata. Awal mulai mencanangkan konsep pariwisata pada tanggal 26 Mei 2012 dan dilakukan lounching desa wisata dan diresmikan pada tanggal 09 November 2012 oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman,
Desa Wisata ini menyajikan sebuah wisata Alam dan Budaya Tradisi dalam artian Desa yang mempunyai potensi alam yang luar biasa sehingga perlu kita lestarikan serta dikembangkan dan dimanfaatkan sewajarnya tanpa merubah sebuah esensi dari pada kawasan pedesaan. Budaya Tradisi merupakan wujud dari desa yang selalu melestarikan nilai-nilai Budaya yang ada dimasyarakat agar tidak punah ditelan zaman moderenisasi ini.Desa wisata ini bertujuan untuk mempedayakan SDM dan SDA yang ada agar eksistensi Desa Wisata ini dapat dikenal dan diakui oleh masyarakat luas sehingga bisa menjadikan atraktif tersendiri bagi wisatawan yang hanya sekedar datang untuk menikmati suasana pedesaan yang ada diwilayah kami. 

Foto ketika Ice Breaking sebelum ke wahana inti dipandu oleh Guide dari Pulesari 
Gambaran Umum Desa Pulesari
Desa Wisata Pulesari berdiri dengan semangat gotong royong dan dibangun atas dasar dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Desa wisata Pulesari ini terletak di Pulesari, Wono Kerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Nilai jual dari Desa Wisata ini adalah wisata alam dan budaya tradisi dalam artian desa yang mempunyai potensi alam yang luar biasa sehingga perlu kita lestarikan serta dikembangkan dan dimanfaatkan sewajarnya tanpa merubah sebuah esensi dari pada kawasan pedesaan.

Analisa SWOT
a.           Kekuatan (Strength)
-       Program permainan yang sederhana namun cenderung asik pembawaannya
-       Wahana terawat dan dalam keadaan baik
-       Fasilitas cukup lengkap mulai dari permainan, kerajinan, hingga oleh oleh
b.           Kelemahan (Weakness)
-       Kurang adanya pembaharuan dalam segi wahana
c.           Peluang (Oppurtunities)
-       Paket wisata yang ditawarkan terbilang cukup mudah sehingga bisa digunakan untuk berbagai umur dan kalangan
-       Kaliurang merupakan tempat wisata terkenal di daerah Yogyakarta
d.           Ancaman (Threats)
-      Di daerah Turi sendiri mulai banyak bermunculan desa wisata yang menawarkan hal yang tidak jauh beda dengan harga yang cukup kompetitif

Insight
Desa Wisata Pulesari memiliki konsep yang fun, dimana mereka menitik beratkan pada wisatawan yang datang adalah tipe orang yang jenuh dan letih sehingga mereka menawarkan berbagai permainan sederhana dan cenderung mengedepankan Kerjasama tim dengan media khas pedesaan yang semakin jarang dapat ditemukan di daerah pada umumnya. Dengan konsep seperti itu, Desa Wisata Pulesari ingin mengajak wisatawan untuk bermain bersama menikmati alam dan melepaskan penatnya sejenak. 

Positioning
Desa Wisata Pulesari ini sangat menjual citra desa wisata yang tepat untuk dikunjungi oleh para pekerja keras, pelajar, dan wisatawan manca negara. Dengan segala permainan yang ditawarkan, desa wisata ini ingin menunjukkan bahwa Indonesia khususnya Turi memiliki alam yang indah, asri serta warganya yang memiliki nilai ramah tamah yang tinggi. 

Semboyan
T= entram, R= amah, A= man, DI= namis. S= ehat, I= ndah

Big Idea
a. Desa Wisata Pulesari merupakan desa wisata yang terletak di daerah Turi, Sleman, dengan fasilitias dan wahana yang cukup lengkap
b. Desa Wisata Pulesari cocok untuk dijadikan Pelepas penat bersama teman-teman
c. Desa Wisata Pulesari menawarkan berbagai jenis wisata kepada pelanggan
Memasuki salah satu wahana inti dari Pulesari yaitu susur sungai dan lewati rintangan air


Memasuki salah satu wahana inti dari Pulesari yaitu susur sungai dan lewati rintangan air

Potensi desa wisata

a. Sebagai lokasi wisata, Desa Wisata Pulesari terletak di daerah yang cukup tinggi  yang sejuk dan alam yang masih terjaga
b. Memiliki agro wisata kebun salak, sungai dan arena permainan lain yang cukup luas
c. Memiliki beberapa grup kesenian tradisional dengan pemain warga setempat
d. Memiliki banyak ragam kuliner tradisional yang khas Sleman dan siap saji
e. Memiliki beberapa homestay dengan arsitektur tradisional
f. Memiliki even outbond dengan fasilitas yang cukup lengkap.

Permasalahan

a. Kurang adanya pembaharuan dalam segi wahana. Dalam hal ini, memang wahana di Desa Wisata Pulesari cukup lengkap namun tidak ada salahnya untuk menambahkan sentuhan baru untuk penyesuaian.
b. Lokasi yang terbilang cukup jauh dari kota Yogyakarta cukup membuah wisatawan luar kota akan berpikir beberapa kali apakah worth dengan perjalanannya atau tidak. Disini tentu peran social media dalam melakukan branding harus lebih digiatkan untuk memunculkan citra yang bagus.
c. Website dan media social cenderung using dan perlu dilakukan pembaharuan agar lebih menarik orang ketika mencari informasi

Maksud dan Tujuan Desa Wisata

a. Meningkatkan Kesejateraan masyarakat  dengan motivasi dan komitmen bersama membangun pola pikir yang rasional.
b. Melestarikan dan mengembangkan Seni  dan budaya Tradisi Masyarakat Tradisonal.
c. Meningkatkan Sumber daya manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkualitas dan berkembang.
d. Mengutamakan Kualitas Desa Wisata dibandingkan Kwantitas
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membangun desa wisatab Yang bersih,aman dan nyaman.



Segmentasi

a. Demografis Keluarga : Dari segala tingkat usia, karna permainan yang cenderung mudah dan hanya mengutamakan kekompakan tim.
b. Geografis : Masyarakat kota, Pelajar, wisatawan luar daerah dan luar negeri
c. Psikografi : Secara psikologis adalah masyarakat kota yang jenuh dengan suasana perkotaan dan menginginkan nuansa alam dan pedesaan yang berbeda dari rutinitas kota sehari-hari.

Sasaran

a. Pemuda / remaja 
     -  Menyalurkan bakat , minat kreatifitas di bidang seni
     -  Mencegah hal-hal yang negative
     -  Menciptakan lapangan pekerjaan 
b. Masyarakat Desa Wisata Pulesari
c. Menjadikan Desa Wisata Pulesari sebagai desa wisata tujuan wisatawan

Rencana Program Kegiatan

a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat
b. Peremajaan sector media (website dan social media)
c. Peningkatan sarana dan prasarana terutama wahana


Andrean Nur Fauzi - 18107030063 - Advertising A
Reading Time:

Friday, May 15, 2020

Local is The New World
May 15, 20200 Comments




Dalam sesi live instagram kali ini, pemilik akun @kawanrama mengundang @yogie_bartholomaeus untuk membahas sebuah topik yang kiranya cukup menarik. Dimulai dari sebuah premis dimana Jogja selalu tergambarkan oleh Malioboro saja padahal jika ditelusuri Jogja memiliki segudang icon yang layak jual bahkan mampu menyaingi Malioboro itu sendiri. Sisi industri kreatif ingin di kaitkan dengan banyaknya ruang terbuka di daerah Bantul untuk dapat mulai dipasarkan. Mulai dari industri anyam, tekstil, dan berbagai industri lain yang merupakan ladang emas siap garap jika dikelola dengan baik

Konsep industri yang sekiranya pas untuk dijalankan di kawasan Bantul sendiri kiranya menggunakan coorporate base. Dimana marketingnya berpusat di Jakarta dan target pasarnya untuk konsumen luar negeri atau turis asing. Mengapa demikian? Bantul yang sejatinya sebagai kota pertanian atau dalam bahasa mudahnya, masyarakat di daerah tersebut masih banyak yang mengandalkan hidupnya dengan bertani dan berkebun dirasa akan sangat sulit berkembang di era yang semakin maju ini karna tidak adanya penyeimbang yang diterapkan oleh pemerintah sehingga masyarakat selalu dibuat merasa cukup. Namun lambat laun, pemerintah didaerah itupun mulai mengangkat Bantul sebagai kota wisata. Mulai dari wisata alam hingga sentra kerajinan.

Program ini perlu direalisasikan dengan menggandeng berbagai pihak termasuk agensi yang mengurus lebih lanjut di arah digital. Jika telah masuk ke ranah agensi, maka sebuah daerah akan terlihat bagai sebuah brand. Dimana perlakuannya dalam pengurusan akan sedikit berbeda. Disini yang menjadi kendala cukup besar, ketika sebuah agensi hendak mengelola daerah dengan caranya, maka disitulah masyarakat sekitar yang merasa lebih tahu melayangkan templatenya, "nanti kami dapat apa?"

Tidaklah salah seperti itu, namun mental seperti ini yang seharusnya mulai dikurangi secara perlahan. Garis besar masyarakat masih suka berfikir jangka pendek sedangkan sebuah usaha yang baik harus memikirkan jangka panjang, dan sampai sekarang ini pun masyarakat kita masih susah untuk menerapkannya. Berkarya dahulu, tonjolkan potensi dan kreatifitas baru hasil akan mengikuti. Seperti yang kita ketahui, branding sebuah usaha atau daerah sendiri tidak tumbuh dalam waktu yang sebentar. Banyak usaha untuk melakukan branding gagal ditengah jalan karna masyarakatnya menganggap tidak ada gunanya dan money oriented.

Bantul sendiri memiliki nilai jual jika kita berbicara mengenai lokalitas dan budaya, kekentalannya masih lumayan terjaga dan hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk dapat diolah lebih jauh lagi. Kita dapat menilik Korea Selatan yang kini menjadi negara dengan nama yang cukup baik di dunia dengan menonjolkan kultur dan industrinya. Tentu mereka tidak mencapainya dalam waktu sebentar dan hanya terpaku pada periode pemerintahan saja, melainkan ada spirit bersama untuk mencapainya sehingga siapapun orang yang disana memiliki semangat yang sama dan selalu menjaga untuk tumbuh seperti yang di cita-citakan. Hasilnya pun kita bisa lihat di hari ini, dimana Korea Selatan tumbuh pesat meninggalkan negara disekitarnya. Dengan konsep lokal namun dipasarkan secara global dengan cara global pula, maka tak mungkin daerah kita khususnya Bantul bisa mendapatkannya. 

Namun dibalik keoptimisan itu, ada hal realitas yang kita semua sadari. Masyarakat kita sudah merasa nyaman dan cukup serta merasa merekalah yang paling tahu harus diapakan daerahnya karena ada ikatan emosional disana. Tentu ini merupakan kendala yang hebat untuk mencapai goals yang setingkat global. 



Andrean Nur Fauzi - 18107030063 - Advertising A
Reading Time:

Wednesday, May 13, 2020

Nulis Matek Gak Nulis Matek
May 13, 20200 Comments


Dalam sesi live Instagram dengan Endik Koeswoyo yang notabene seorang penulis script, novel, skenario dan lain sebagainya ini ditemui banyak insight baru baik berupa pengalaman pribadi maupun wawasan umum. 

Yang mungkin akan sangat terasa adalah ketika kita memulai sesuatu hal di apapun bidangnya, kita terbiasa untuk selalu menelan mentah-mentah ilmu tersebut tanpa adanya pengkajian yang lebih dalam lagi. Dikatakan bahwa peluang dan kemandirian itu penting dan harus dicari. Mengapa demikian? Perasaan cukup justru menjadi bumerang bagi kita untuk tidak lagi berkembang dan lambat laun pasti akan terkalahkan oleh orang lain yang lebih struggle dibandingkan kita. Terlebih lagi ketika kita memiliki seorang yang dianggap men-influence kita, sejatinya kita selalu mengikuti perkembangannya dan juga menggali lebih dalam bagaimana dia mampu berada dititik tersebut sebagai penambah wawasan kita dan juga termasuk menambah sudut pandang.

Banyak dari kita yang mungkin memulai sesuatu hanya karena ketertarikan semata ataupun berada di layer atas keingin tahuan. Namun tidak ada salahnya untuk kita mengetahui terlebih dahulu apa tujuan kita dibidang itu baru menjalankannya supaya langkah yang seharusnya kita pilih itu jelas. Apakah hanya sebatas kegiatan ataupun menjadi mata pencaharian yang proper. Ketika kita mengambil keputusan untuk menjadikannya mata pencaharian, maka jangan pernah ragu untuk menawarkan kemanapun produknya dan juga turut mencari penjelasan mengenai sistemnya sebagai cambuk kita benar benar semangat  dan terjun kedalamnya termasuk melakukan riset, mencari referensi dan tentu juga untuk menyelesaikannya.

Bersoal mengenai referensi, kemampuan kita akan biasa biasa saja jika kita tidak terjun total kedalamnya. Ketika kita telah terjun maka kita akan tau dimana kita seharusnya menempatkan diri dan siapa yang seharusnya menjadi acuan atau panutan kita mendalami hal tersebut. Sehingga ide dan wawasan akan terus fresh dan meminimalisir stuck. Mengetahui segmentasi pun juga menjadi dasar kita memilih seorang acuan. Karna tidak semua pasar dapat di mix and match kecuali idealisnya telah terbentuk sebagaimana mestinya.

Dalam kepenulisan sebuah naskah sendiri, terdapat sebuah formula umum sebuah cerita yang biasa disajikan yaitu berupa sebuah konflik yang diakhiri dengan plot twist. Adanya hubungan antar aktor pun juga menambah kemanisan sebuah cerita untuk dinikmati namun jangan sampai jumping dalam pendelivery-an sebuah cerita. Termasuk dalam sebuah naskah yang baik tidak disarankan untuk mengulang cerita yang sama karna hal itu akan membuat audience bosan dan membaca cerita sebelum melihat keseluruhannya.

Permainan cocoklogi dan dihubungkan dengan cerita masa kini juga termasuk sebuah rumus yang biasa dipakai dalam kepenulisan naskah. Dan ide-ide tersebut diharapkan selalu fresh dengan menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara mengamati dan membaca lebih banyak lagi referensi serta trend. Endik sendiri memiliki rumus pribadi dalam kepenulisannya, yaitu 100 halaman referensi sama dengan 1 halaman tulisan pribadinya. 



Andrean Nur Fauzi - 18107030063 - Advertising A
Reading Time:
andreannfz