Perbedaan Perspektif dalam Memandang Iklan - Andreannf

Tuesday, April 21, 2020

Perbedaan Perspektif dalam Memandang Iklan


Dalam materi resepsi audiens, terdapat beberapa model termasuk salah satunya adalah model Encoding dan Decoding. Pada model ini, terjadi penyampaian dan penerimaan makna yang berpola sama. Pada penerapannya seringkali proses ini berjalan namun antara makna yang di sampaikan oleh pengirim ditangkap dengan berbeda arti oleh penerima. Kesalahan ini pula yang sering terjadi pada proses penyampaian iklan baik konvensional maupun digital.
Dalam beriklan, beberapa pihak yang terlibat biasanya menggunakan pandangan subjektifnya untuk membuat, mendeliver, bahkan menerima sebuah pesan. Sisi subjektifitas itulah yang akhirnya seringkali membuat sebuah iklan tidak tersampaikannya makna yang seharusnya bahkan dapat menuai kontroversi.


Seperti yang terjadi pada iklan kartu perdana Fren pada sekitar tahun 2009 lalu. Dalam iklan tersebut, model dan copywrite yang terpampang jelas menimbulkan ambiguitas. Ambiguitas ini berada pada sisi apakah yang dimaksud oleh pengiklan adalah selalu terbuka dalam pemakaian pulsa atau mungkin terbuka dari sisi yang lain. Sedang penggunaan model yang menampilkan tubuh yang terbuka juga memberikan kesan lain pada iklan ini. Jika iklan ini dilihat pertama oleh saya, maka saya tidak mendapatkan adanya unsur yang berkaitan atau bahkan masuk akal jika ini sebenarnya membahas kartu perdana, justru saya lebih melihat seperti iklan spam di internet khas tahun 2008-2010 yang menjajakan situs porno atau yang berkaitan mengenai hal tersebut.  Jika maksud dari pengiklan adalah mengambil sisi hiperbola, maka saya rasa terlalu jauh dan kurang layak.

Selain Iklan Fren yang mengalami ambiguitas makna, iklan selanjutnya pun juga mengalami ambiguitas makna yang sama. Iklan ini sudah sangat sering menimbulkan kontroversi dalam dunia periklanan cetak, yaitu adalah Rabbani. Entah mereka jadikan sebagai cirikhas sebuah brand yang selalu mencounter pihak lain Ketika beriklan atau ada maksud lain, Rabbani kerap menimbulkan kontroversi yang cukup berarti. Seperti iklannya yang satu ini, sebuah billboard terpampang luas bertuliskan “KORBAN tu ga wajib, yg wajib tu BERHIJAB”. Sebuah copywrite yang terpampang jelas dengan imbuhan kambing yang sedang menjulurkan lidahnya dan memakai jilbab ini menimbulkan kesan negative. Jika ditelaah memang benar bahwa dalam hukum islam, Qurban itu hukumnya sunnah. Dan dalam beberapa literatur disebutkan bahwa berhijab itu wajib. Namun ketika hal itu menjadi konsumsi public, maka iklan tersebut tentu tidak pantas karena adanya indikasi menyudutkan sebuah ajaran.



Andrean Nur Fauzi - 18107030063 - Advertising A

No comments:

andreannfz