Local is The New World - Andreannf

Friday, May 15, 2020

Local is The New World





Dalam sesi live instagram kali ini, pemilik akun @kawanrama mengundang @yogie_bartholomaeus untuk membahas sebuah topik yang kiranya cukup menarik. Dimulai dari sebuah premis dimana Jogja selalu tergambarkan oleh Malioboro saja padahal jika ditelusuri Jogja memiliki segudang icon yang layak jual bahkan mampu menyaingi Malioboro itu sendiri. Sisi industri kreatif ingin di kaitkan dengan banyaknya ruang terbuka di daerah Bantul untuk dapat mulai dipasarkan. Mulai dari industri anyam, tekstil, dan berbagai industri lain yang merupakan ladang emas siap garap jika dikelola dengan baik

Konsep industri yang sekiranya pas untuk dijalankan di kawasan Bantul sendiri kiranya menggunakan coorporate base. Dimana marketingnya berpusat di Jakarta dan target pasarnya untuk konsumen luar negeri atau turis asing. Mengapa demikian? Bantul yang sejatinya sebagai kota pertanian atau dalam bahasa mudahnya, masyarakat di daerah tersebut masih banyak yang mengandalkan hidupnya dengan bertani dan berkebun dirasa akan sangat sulit berkembang di era yang semakin maju ini karna tidak adanya penyeimbang yang diterapkan oleh pemerintah sehingga masyarakat selalu dibuat merasa cukup. Namun lambat laun, pemerintah didaerah itupun mulai mengangkat Bantul sebagai kota wisata. Mulai dari wisata alam hingga sentra kerajinan.

Program ini perlu direalisasikan dengan menggandeng berbagai pihak termasuk agensi yang mengurus lebih lanjut di arah digital. Jika telah masuk ke ranah agensi, maka sebuah daerah akan terlihat bagai sebuah brand. Dimana perlakuannya dalam pengurusan akan sedikit berbeda. Disini yang menjadi kendala cukup besar, ketika sebuah agensi hendak mengelola daerah dengan caranya, maka disitulah masyarakat sekitar yang merasa lebih tahu melayangkan templatenya, "nanti kami dapat apa?"

Tidaklah salah seperti itu, namun mental seperti ini yang seharusnya mulai dikurangi secara perlahan. Garis besar masyarakat masih suka berfikir jangka pendek sedangkan sebuah usaha yang baik harus memikirkan jangka panjang, dan sampai sekarang ini pun masyarakat kita masih susah untuk menerapkannya. Berkarya dahulu, tonjolkan potensi dan kreatifitas baru hasil akan mengikuti. Seperti yang kita ketahui, branding sebuah usaha atau daerah sendiri tidak tumbuh dalam waktu yang sebentar. Banyak usaha untuk melakukan branding gagal ditengah jalan karna masyarakatnya menganggap tidak ada gunanya dan money oriented.

Bantul sendiri memiliki nilai jual jika kita berbicara mengenai lokalitas dan budaya, kekentalannya masih lumayan terjaga dan hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk dapat diolah lebih jauh lagi. Kita dapat menilik Korea Selatan yang kini menjadi negara dengan nama yang cukup baik di dunia dengan menonjolkan kultur dan industrinya. Tentu mereka tidak mencapainya dalam waktu sebentar dan hanya terpaku pada periode pemerintahan saja, melainkan ada spirit bersama untuk mencapainya sehingga siapapun orang yang disana memiliki semangat yang sama dan selalu menjaga untuk tumbuh seperti yang di cita-citakan. Hasilnya pun kita bisa lihat di hari ini, dimana Korea Selatan tumbuh pesat meninggalkan negara disekitarnya. Dengan konsep lokal namun dipasarkan secara global dengan cara global pula, maka tak mungkin daerah kita khususnya Bantul bisa mendapatkannya. 

Namun dibalik keoptimisan itu, ada hal realitas yang kita semua sadari. Masyarakat kita sudah merasa nyaman dan cukup serta merasa merekalah yang paling tahu harus diapakan daerahnya karena ada ikatan emosional disana. Tentu ini merupakan kendala yang hebat untuk mencapai goals yang setingkat global. 



Andrean Nur Fauzi - 18107030063 - Advertising A

No comments:

andreannfz