Andreannf

Sunday, April 18, 2021

Jejak Pertama Komunikasi Profetik
April 18, 20210 Comments


            Komunikasi sebagai bagian yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sejatinya telah ada semenjak para manusia itu sendiri diciptakan. Sifat manusia yang berorientasi sosial membuat interaksi satu sama lain tak terelakkan. Pesan-pesan yang terangkum dalam berbagai gaya Komunikasi diharapkan selalu tersampaikan dan diterima dengan baik oleh para pelaku Komunikasi dengan harap memberikan efek atau pengaruh kepada penerima pesan.

            Komunikasi sendiri memiliki beberapa cabang sebagai sandaran, seperti Komunikasi budaya, Komunikasi bisnis, Komunikasi bencana, dan termasuk salah satunya adalah Komunikasi Profetik yang memiliki landasan studi Islam. Secara Bahasa, Komunikasi Profetik dapat diartikan sebagai Komunikasi kenabian yang diambil dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu “prophet”. Menurut A’yuni dalam tulisannya yang berjudul “Membumikan Dakwah Berbasis Komunikasi Profetik di Era Media Baru”, Komunikasi Profetik mengambil intisari pola Komunikasi dari nabi Muhammad SAW yang penuh nilai dan etika.

            Komunikasi Profetik pada awalnya digagas oleh seorang guru besar dari Universitas Gajah Mada, yaitu Kuntowijoyo. Kajian sosiologi menjadi salah satu dasar lahirnya cabang ilmu baru ini dengan semangat humanisasi, liberasi dan transendensi. Humanisasi sendiri berarti adanya upaya  mengembalikan kodrat manusia kepada semestinya, liberasi berarti pembebasan manusia dari struktur sosial yang semakin tidak jelas batas dan penempatannya, dan yang terakhir transendensi yang berarti mengembalikan manusia sesuai dengan agama. Dengan begitu Komunikasi Profetik menjadikan orang yang mempelajarinya diharapkan mendapat pesan Komunikasi untuk memiliki sifat dan sikap cerminan kenabian dalam kehidupan sehari hari.

            Kuntowijoyo sendiri mengambil kata Profetik mengacu pada peristiwa Isra’ Miraj. Dimana puncak kenikmatan seorang manusia adalah ketika dapat berhubungan dan dekat langsung dengan Rabbnya, namun Nabi Muhammad SAW memilih untuk kembali ke bumi dengan misi kenabiannya yaitu memberikan suri tauladan kepada umatnya. Sikap yang ditunjukkan oleh Rasulullah tersebut menunjukkan bahwa dirinya sebagai seorang Rosul pun turut mementingkan kehidupan sosialnya selain kepentingan agama. Semangat itu jugalah yang mendorong Kuntowijoyo untuk mengorbitkan Komunikasi yang berlandaskan agama Islam.

            Kuncian Komunikasi Profetik hampir seluruhnya bersumber dari pedoman umat Islam juga, yaitu Al-Quran dan Hadist. Dimana sebenarnya telah tergambarkan jelas bagaimana kehidupan para nabi dan contoh-contoh dari masa lampau yang  dapat kita jadikan pedoman hidup tidak hanya dalam beragama namun juga dalam kehidupan sosial. Salah satu ayat yang dapat dikatakan sebagai penyumbang lahirnya Komunikasi Profetik ini adalah Q.S Ali Imron ayat 110 yang memiliki arti “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, terntulah itu lebih baik dari mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”. Kuntowijoyo sendiri menginginkan wahyu dapat dijadikan alternatif sumber ilmu pengetahuan yang lebih bersifat transformative, diskursif, dan juga dinamis.

            Beberapa prinsip Komunikasi Profetik dalam Al-Quran dapat ditinjau melalui konsep Qaulan Sadiidan (adil dan benar dalam perkataan), Qaulan Baliighan (tersampaikan dan membekas), Qaulan Maysuuran (mudah dipahami, dicerna, dan dimengerti), Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut, tidak mencerca, menyakiti, atau kasar), Qaulan Kariiman (dengan ungkapan yang baik, sopan dan santun), dan Qaulan Ma’ruufan (dilandasi dengan ucapan yang baik, tidak provokasi, dan memantik emosi).

            Mungkin Komunikasi Profetik sebagai sebuah keilmuan bagi beberapa orang dianggap sebelah mata, namun pada dasarnya tingkatan Komunikasi Profetik sebagai sebuah keilmuan setara dengan cabang keilmuan lain. Dimana sebuah ilmu tercipta dan dikembangkan berdasarkan riset dan pengalaman masa lalu. Itulah yang turut mendasari Kuntowijoyo menjadikan sebuah konsep wahyu sebagai dasar sumber pengetahuan.

            Komunikasi Profetik juga menjadi salah satu keilmuan yang dipelajari pada Universitas khususnys Universitas Islam Negeri termasuk UIN Sunan Kalijaga. Komunikasi Profetik salah satunya dibawa oleh Prof. Iswandi sebagai sebuah keilmuan yang diajarkan di UIN Sunan Kalijaga dengan mengambil intisari Ilmu Sosial Profetik yang digagas oleh Kuntowijoyo selaku guru besar Universitas Gajah Mada. 



Andrean Nur Fauzi 
18107030063

Reading Time:

Monday, December 7, 2020

Copy Writing dan Story Telling (With Budiman Hakim)
December 07, 20200 Comments

 

         Dalam sebuah sesi live di platform Instagram pada akun foodizz.id, Budiman Hakim hadir sebagai bintang tamu yang dihadirkan untuk berbicara membahas bersama mengenai copywriting dan story telling dalam sebuah produk periklanan khususnya pada usaha makanan atau FnB. Budiman Hakim sendiri merupakan seorang penulis buku dengan bahasan seputar copywriting diantaranya Copywriter is Dead, Story Telling: Beriklan Lewat Cerita, Saya Pengen Jadi Copywriter, dll. Selain itu Budiman Hakim juga tercatat sebagai Creative Advisor pada MACS909.

            Pada kesempatan itu, Budiman Hakim bercerita banyak sekaligus melakukan tanya jawab pada penontonnya seputar dunia copywriting dan juga story telling. Pertama-tama Budiman Hakim menyampaikan hal dasar mengenai apa itu copywriting dan segala yang berkaitannya. Menurutnya Copywriting berasal dari kata copy yang berarti teks atau tulisan dan writing yang berarti penulisan atau menulis. Sehingga terciptalah sebuah arti utuh dalam periklanan yaitu penulisan naskah yang bersifat persuasive. Sedangkan Storytelling sendiri merupakan cerita yang berisi promosi namun dikemas lebih halus atau disampaikan dengan smooth. Copywriting dan story telling pada periklanan memiliki muara yang sama, yaitu merupakan ajang promosi sebuah produk, namun teknik penyampaiannya lah yang membuat kedua hal tersebut berbeda. Copywriting seringkali bersifat terus terang, gambling, dan to the point, sedangkan story telling menurut Budiman Hakim merupakan strategi yang cukup ampuh karena produk bukan jadi titik utama dalam sebuah pemaparan, sehingga kesan promosi tidak terlalu terasa disana. Dengan begitu, getok tular atau mouth to mouth di kalangan customernya.

            Budiman Hakim juga bercerita bahwa masa kini seharusnya merupakan ajang promosi yang luar biasa karena terbukanya banyak sekali media untuk berpromosi dan gratis. Ketika pada jaman dulu, pemilik brand harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk menyewa tempat beriklan pada TV, Radio, Baliho, dan tempat lainnya, kini semua itu hanya opsional. Dengan keterbukaan media yang dengan mudah diakses, seharusnya kita tidak bertanya platform mana yang cocok untuk kita mengiklankan produk kita. Tembak saja semua platform dan  beriklan dengan baik disana.

            Mengenai story telling, banyak orang yang beranggapan susah, tidak tau dasarnya, tidak tau harus bagaimana. Namun menurut Budiman Hakim, kita semua sebagai manusia sejak kecil sudah diberikan story telling oleh ibu bagaimana sebuah cerita urban legend itu berjalan, bagaimana pengalaman orang tua kita dan banyak lagi. Jadi pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan dasar untuk ber-storytelling hanya yang membedakaan adalah perbendaharaan kosakata dan imajinasi ketika ber-storytelling. Budiman Hakim sendiri sering kali mengajarkan bagaimana melakukan story telling yaitu dengan memberikan pancingan berupa disediakan 6 kata acak, dan ditugaskan untuk merangkainya menjadi sebuah susunan cerita yang menarik dan nyambung. Setelah satuan kata, naik lagi ke kalimat, Alinea, dan seterusnya. Pancingan-pancingan itu yang akan memaksa kita untuk berimajinasi seluas mungkin.

            Lalu pertanyaan berikutnya adalah bagaimana caranya untuk menjadikan storytelling ini bagus, yaitu dengan adanya element of surprise. Dimana sisi surprise inilah yang menjadi unsur pembuat sebuah story telling menjadi kaya. Budiman Hakim mengibaratkan dengan kenapa perempuan muda suka laki-laki badboys? Tentu bukan karna dia berantakan atau urakan. Tapi ada surprise-surprise yang selalu dia lakukan dan berbeda dengan orang lain sehingga bad boy terkesan stand out dan menarik. Merupakan analogi yang cukup pas jika dilihat, sesuatu yang berbeda pasti akan menarik perhatian lebih. Namun diluar itu ada aspek yang juga perlu diperhatikan, yaitu kualitas. Kearah mana sebuah poin unik ini mengarah. Berbeda namun tidak berkualitas hanya akan membuat seseorang atau calon konsumen menengok namun tidak singgah. Kualitas yang baik dan memiliki sisi unik tentu akan membuat calon konsumen kita singgah bahkan menetap. Aspek ini yang sering kali dilupakan oleh orang-orang.

            Brand baru dan brand yang sudah mapan memiliki perbedaan dalam treatment periklanannya. Brand baru sebagai pendatang yang mencoba memperkenalkan produknya, sejatinya melakukan beriklan yang berupa memperkenalkan produknya secara jelas. Sedangkan brand yang sudah mapan dan produknya sudah dikenal, tugasnya hanyalah beriklan sebagai bentuk sapaan dan reminding kepada costumernya. Maka dari itu brand yang sudah mapan biasa beriklan secara unik bahkan sering kali berupa kampanye. Sebaliknya, banyak brand-brand baru yang mencoba datang dengan konsep iklan yang nyeleneh bahkan out of meaning dan hasilnya penonton iklan pun bingung apa yang dia lihat dan akhirnya ketertarikan itupun hilang. Karena pada dasarnya konsumen mencari alternatif produk yang berkualitas dan lebih worth, bukan yang iklannya aneh.

Copywriting adalah sebuah Teknik periklanan yang tidak bisa berdiri sendiri. Ia selalu dilengkapi dengan objek ataupun konteks visual yang mendukung. Mengapa? Contohnya dalam penggunaan tagline. Ambil contoh kasus Nike dengan tagline “just do it” nya. Orang sekarang tau bahwa tagline tersebut milik Nike karena memang brand Nika sudah cukup mendunia dan lintas kalangan. Namun saat peluncuran pertamanya, kata-kata just do it tentu aneh jika berdiri sendiri. Harus ada konteks yang mengikutinya. Misalnya ketika iklan produk nike berupa sepatu sepak bola Nike Hypervenom yang beriklan, maka visualnya akan menampilkan sepatu itu yang dipakai untuk kegiatan bermain bola dan diakhiri dengan taglinenya “Just do It” maka akan terasa sangat pas.

            Copywriting sendiri jika berbicara mengenai tagline memiliki 2 klasifikasi menurut Budiman Hakim, yaitu Product Benefit dan Emotional Benefit. Product Benefit merupakan Teknik copywriting dengan menonjolkan aspek nyata atau yang dapat kita sadari secara jelas. Contohnya adalah ketika ada rumah makan bakso bernama Bakso Pak Jarwo, dia menggunakan tagline “Sehat dan Segar” karena menggunakan sayuran dan daging yang fresh serta tanpa bumbu tambahan yang berbahaya. Melihat hal demikian, maka Bakso dan Miayam Pak Sigar ingin menyainginya dengan membuat deadline yang melebihi, misalnya “Lebih Sehat, Lebih Segar, dan Lebih Lengkap” karena menggunakan daging pilihan dan sayur organic serta juga menjual mi ayam. Jadi pada intinya Product benefit ini menjelaskan produk, namun sangat mudah dipatahkan oleh competitor. Selanjutnya jika menggunakan Emotional Benefit, competitor tidak akan mudah mematahkannya karena bersifat emotional atau tidak ada sesuatu yang dirasakan. Contohnya adalah ketika ada RM Nasi Padang Asli Achyar ketika membuat tagline dengan sisi emotional benefit, ia mengambil tagline “Tersenyum”. Tagline seperti ini akan cenderung susah untuk dipatahkan, karena tagline seperti ini menggunakan pendekatan secara emosional.

            Jika kita seseorang yang ingin menjadi Copy Writer, maka makanan kita sehari hari pantasnya adalah kata-kata. Baca buku, koran, dan banyak lagi sumber-sumber perbendaharaan kosa kata harus menjadi teman akrab. Karena akan menjadi sia-sia jika kita merasa perbendaharaan kosa kata kita luas namun pada dasarnya orang sulit mengerti atau menerimanya. Hal itu jadi kontras pada sisi promosi atau beriklan, seharusnya mendekatkan pada calon konsumen justru malah menjauhkannya.

Reading Time:

Monday, November 23, 2020

Pengikut yang Sedang Meraba Dunia
November 23, 20200 Comments

 

Dalam strata sosial masyarakat kelas menengah, ada 8 segmentasi yang masing-masing memiliki ciri khasnya. Kedelapan segmen tersebut adalah the performer, the expert, the aspirator, the climber, the follower, the trendsetter, the flow-er, dan the settler. Kali ini saya akan berfokus pada segmen the follower. Saya telah mewawancarai seseorang, yang menurut perspektif saya, termasuk ke dalam segmen follower. The follower atau pengikut adalah mereka yang yang membutuhkan panutan dan bergantung pada keberadaan teman. Biasanya mereka adalah para pelajar SMA dan mahasiswa.

 

Pada kali ini saya berkesempatan untuk mengetahui lebih dekat secara personal teman saya sendiri, yaitu Usman. Usman merupakan seorang mahasiswa di salah satu kampus negeri Semarang. Berikut merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan yang saya tanyakan kepada Usman:

 

1. Apa harapan dan cita-citamu selama hidup?

 

2.  Apa faktor penting dalam hidupmu?

 

3. Gimana caramu memandang hidup?

 

4. Norma dan nilai apa yang kamu anut dalam hidupmu?

 

5. Apa motivasimu dalam menjalani hidupmu sekarang?

 

6. Apa sih kekhawatiran terbesarmu?

 

7. Dalam relasi sosial, apa yang jadi concern utamamu?

 

8. Bagaimana kamu memanajemen hartamu?

 

Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, Usman mengungkapkan bahwa harapannya adalah ingin bekerja di Lembaga seperti BIG, BMKG, dan sejenisnya, mengingat Usman sendiri memiliki background Pendidikan Geografi. Selain itu ia juga berambisi untuk memiliki bisnis sampingan berupa clothing sport atau melanjutkan bisnis orang tuanya dibidang furniture antic.

 

Faktor penting dalam hidup bagi Usman adalah memiliki temen yang satu frekuensi, bersikap sabar dan brani mencoba hal baru agar semua urusan lancar. Usman sendiri menekankan bahwa lingkungan sekitar yang positif merupakan keharusan baginya. Dalam hidup, Usman berpandangan bahwa hidup itu untuk dinikmati alurnya dengan menjunjung nilai kesopanan dalam menjalani kesehariannya.

 

Sedangkan motivasi yang terus ia tanamkan dalam hidupnya adalah lakukan semua hal dengan baik dan sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang selaras dengan impian kita. Kekhawatiran terbesar dari Tia adalah di mana ia telah berusaha dengan sekuat tenaga dan gigih, namun akhirnya gagal lalu menyerah. Untuk itu, jaringan pertemanan yang Usman terapkan adalah berteman dengan orang yang sekiranya memiliki garis keilmuan yang sama dan berada di level atas dari pada dirinya.

 

Usman memiliki manajemen uang dalam tabungan yang dapat dibilang hampir sama dengan kebanyakan orang pada usianya. Ia menyisihkan uang saku atau hasil dari kerjanya tanpa ada patokan yang jelas dan bersifat tidak menentu.

 

Dari beberapa pernyataan diatas, terlihat bahwa Usman merupakan kelas Follower. Dimana ia masih membutuhkan role model atau orang yang mampu memberikan backup ketika ia merasa akan atau sudah gagal.

 

Apabila diibaratkan sebuah produk, Usman adalah sebuah baterai handphone. Di mana ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat survive selama mungkin untuk tetap hidup, namun ia tetap membutuhkan powerbank untuk mendampinginya agar saat dia merasa sudah tidak sanggup menahan bebannya, ia dapat segera mendapatkan backup terlebih dahulu sebelum terlalu jatuh.

 

 

Reading Time:

Sunday, November 22, 2020

4 Iklan Majalah dan 1 Iklan Pribadi
November 22, 20200 Comments

1. Iklan Melanox














Tagline: Noda? No Way

Overline: Menghapus Noda di Wajah, Melonax Ahlinya

Body: Agar mendapat hasil maksimal, lindungi wajah dari sengatan matahari dengan Pabanox untuk kulit normal ...


2. Iklan Mi Telur cap 3 Ayam














Headline: Mau yang Enak?

Overline: Kemasan Hijau Lebih Kenyal, Lebih Gurih

Tagline: Mi Telur Super, ya.. cap 3 Ayam


3. Iklan Milkmaid














Headline: Ciptakan Aneka Kelezatan degan Kemasan Praktis


4. Iklan Marjan














Headline: Mewahnya Rasa Asli Sirup Marjan Cocopandan

Body: Nikmati kemewahan sirup Marjan Cocopandan. Kemurnian rasa buah aslinya terasa begitu spesial. Sirup marjan terbuat dari 100% gula murni ...


5.  Iklan Mini Toy (pribadi)














Headline: Mini Toy Guitar Hero

Tagline: Gitar untuk teman mejamu

SubHead: Bahan Terbaik

Body: Mini Toy Guitar Hero ini dibuat menggunakan kayu mahagoni …

Panel: Rp 150.000,00 …

Caption: Mini Toy Guitar Hero Dapat Dibeli …



Reading Time:
Pacific Menemani Masyarakat
November 22, 20200 Comments

 


Tagline: Pelintas Batas

Advertorial: 

Mencoba mendobrak pemain lama, Pacific menjadi brand sepeda yang memberikan angin segar diantara brand mainstream yang lain bagi pecinta sepeda di Indonesia. Tidak bisa terbilang pemain baru, pasalnya Pacific telah bermunculan di jalanan Indonesia sejak tahun 1995. Pacific sendiri mengusung semangat sepeda nasional yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Maka dari itu Pacific termasuk pemain di segmen middle class yang cukup menjanjikan.

Sepeda sendiri merupakan salah satu kendaraan bahkan hobi yang cukup lekat dengan masyarakat Indonesia khususnya di kelas menengah. Sudah menjadi rahasia umum ketika masyarakat kelas atas pada masa kolonialisme berkendara menggunakan mobil, maka kelas menengah kebawah menggunakan sepeda sebagai salah satu kendaraan utama. Kebiasaan itulah yang masih terbawa hingga saat ini walaupun secara fungsi sepeda telah beralih menjadi barang hobi atau alat olahraga. 

Fenomena peralihan inilah yang dilihat dapat menjadi peluang bagi produsen sepeda untuk mengembangkan pasarnya secara nasional. Terbukti, Pacific dengan segudang pengalamannya mampu bertahan dan telah merambah ke berbagai segmentasi pasar dengan inovasinya yang tidak pernah berhenti. Memiliki jenis sepeda yang sangat beragam seperti menjadi bukti bahwa Pacific memiliki semangat untuk selalu ada bersama konsumennya, apapun kebutuhannya. 

Varian sepeda dari Pacific sendiri terbilang cukup lengkap untuk berbagai kebutuhan dan berbagai kelas ekonomi. Mulai dari jenis Road Bike, Mountain Bike, BMX, Urban Bike, hingga Kids Bike, telah Pacific luncurkan kepada masyarakat umum. Tentu pilihan yang banyak tersebut ditujukan untuk memberikan opsi yang pas untuk kebutuhan konsumennya. Seperti road bike yang diciptakan untuk sepeda balap, mountain bike yang dikhususkan untuk mereka yang menyukai adventure seperti menuruni gunung atau medan yang cukup berat, BMX yang disediakan untuk anak muda yang gemar melakukan trik maupun hal ekstrim dengan sepedanya. Urban bike atau biasa dikenal dengan nama sepeda lipat merupakan jenis sepeda modern yang nyaman digunakan untuk bersepeda santai, dan tentu saja Kids bike ini khusus dibuat untuk anak-anak.

Eksistensi Pacific di Indonesia terbilang cukup merata di beberapa daerah. Pasalnya dealer dan service center pacific sendiri telah menyeluruh di berbagai daerah di Indonesia. Bali, Seluruh Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sumatera, hingga Sulawesi. Hal ini berkaitan dengan usaha dari Pacific untuk menjaga after sales service konsumennya. 

Sepeda Pacific ini sendiri mudah untuk ditemui di berbagai toko sepeda hampir di seluruh Indonesia baik yang memiliki afiliasi langsung dengan Pacific maupun tidak. Selain itu, Pacific juga sangat mudah ditemukan di berbagai marketplace online untuk pembeliannya. 


Reading Time:

Saturday, November 14, 2020

   Internet Hari Ini
November 14, 20200 Comments

            Internet merupakan satu hal yang tidaik bisa dilepaskan dari genggaman sebagian besar masyarakat. Mengapa genggaman? Karena di masa kini semua akses yang pada masa lalunya  hanya bisa dilakukan melalui kantor, ruangan, bahkan meja, kini dengan sangat mudah dijangkau hanya dari genggaman.

            Generasi Z telah membawa pasar internet naik tajam dan memaksa generasi-generasi diatasnya untuk mengikuti tren tersebut. Terkesan mudah untuk generasi Z dan sekitarnya karena beberapa kalangannya sudah diberikan teknologi sejak dia belum genap berumur 5 tahun dan sebaliknya, akan sangat menantang bagi generasi sebelumnya karena ini merupakan hal baru baginya. Menjamurnya tempat kursus computer dan beberapa bidang didalamnya membuktikan bahwa perlu usaha lebih dari generasi lama untuk mengikuti tren agar tetap survive bersama persaingan baru ini.

            Khususnya di tengah pandemic ini, kita bisa melihat bagaimana konsumsi internet dan segala teknologinya benar-benar menjadi senjata utama dalam berbagai bidang termasuk pembelajaran, pekerjaan, bahkan hingga sektor hiburan. Dan lagi-lagi kembali memaksa generasi lama untuk menyesuaikan diri bersama teknologi yang kian maju, mencari yang efektif dari berbagai kemungkinan.

            Melihat kemudahan yang begitu luar biasa dan ditambah lagi pengguna yang menyasar berbagai kalangan, internet merupakan ladang yang subur bagi pelaku usaha. Tidak terkecuali usaha yang berbau negative seperti penipuan. Hal ini perlu dikupas lebih dalam terlebih lagi dibagian mengapa penipuan ini ada dan bagaimana penipuan ini berhasil melancarkan aksinya? Jawabannya adalah adanya celah. Indonesia bisa dibilang termasuk negara yang terbilang baru mengenal teknologi termasuk internet sehingga masyarakat terbagi pada 2 golongan besar, yaitu orang yang mudah menyesuaikan diri dengan adanya hal baru dan orang yang terbilang lamban atau bahkan menolak kemajuan tersebut. Orang yang mudah menyesuaikan diri dengan internet dan seluk beluknya akan dikenal sebagai orang yang melek informasi. Sedangkan orang yang lamban dalam menerima kemajuan bahkan menolaknya tentu mereka tidak se-peka orang yang melek informasi. Itulah sasaran penipuan berbasis online, memanfaatkan adanya gap untuk mengambil keuntungan. Lalu, bagaimana mungkin orang-orang bisa tertipu dengan suatu hal di internet? Generasi lama telah terbiasa dengan media besar seperti radio, koran, dan televisi dimana validitas dari informasinya dapat dikatakan hampir valid seutuhnya karna mulai dari wartawan hingga penanggung jawab memiliki andil besar atas nama baiknya. Namun berbeda dengan internet, semua bisa menjadi sumber berita dengan diksi yang luar biasa tanpa tau bagaimana keaslian tulisan atau hal yang disajikannya itu. Perbedaan inilah yang dimanfaatkan untuk melancarkan maksud-maksud tertentu bisa berupa berita hoax atau penipuan jual beli.

Generasi Z dan individu-individu di generasi lain yang terbilang melek informasi ini seperti memiliki tanggung jawab secara tidak langsung untuk meluruskan dan memberantas hal hal seperti ini dengan caranya masing-masing. Mulai dari melakukan report, menyebarluaskan informasi klarifikasi, hingga dengan cara mengerjainya atau biasa disebut trolling. Hal-hal seperti ini sadar atau tidak telah dilakukan banyak orang di media tanpa terorganisir. Mulai banyak orang yang membantu meluruskan informasi sesuai pada bidangnya, mulai banyak yang menceritakan pengalamannya, hingga mulai banyak gertakan kepada orang atau pihak yang dianggap merugikan dengan istilah “spill the tea” ini membuktkan bahwa adanya kesepakatan untuk bertanggung jawab tidak tertulis disana.\

Movement ini dapat dibilang cukup baik secara keseluruhan, dimana budaya tolong menolong dan saling bersimpati tetap berjalan dengan cara baru yang mungkin bagi sebagian orang tidak terasa. Internet memang lahan bebas bagi semua orang, termasuk membantu sesama untuk kebaikan bersama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama: Andrean Nur Fauzi

NIM: 18107030063

Mata Kuliah: New Media Iklan

Reading Time:
   Helm yang Merindukan Motornya
November 14, 20200 Comments



Sejak smp lalu, aku merupakan orang yang sangat antusias dengan sepeda motor. Bukan orang yang menyukai tayangan MotoGP, namun lebih kepada sepeda motor secara hobi. Bahkan sejak aku kelas 3 SMP, aku menabung untuk membeli helm full-face yang pada saat itu cukup mahal bagiku yang diberi uang saku 35 ribu untuk satu minggu. Namun karena memang keingan yang cukup kuat, akhirnya aku bisa membelinya sebelum aku lulus SMP. Helm full-face ber-merk MAZ berwarna hitam, putih, biru.

Walaupun menggunakan motor Supra tahun 2004, helm ini hampir setiap bepergian selalu aku pakai. Mulai dari pergi kesekolah, ke tempat les, bahkan pergi bermainpun selalu aku pakai. Tidak dipungkiri helm full-face memang berat dan tidak nyaman jika dibandingkan dengan helm half-face yang bisa dengan mudah makan atau minum dijalan, namun karna ada rasa senang dan bangga tersendiri yang dirasakan dari memakai helm itu, maka rasanya seperti enjoy.

Hingga pada akhirnya saat SMA aku diamanahi oleh orang tua untuk menggunakan sepeda motor yang lebih proper dengan helmnya, yaitu Yamaha New Vixion Advance tahun 2015. Rasanya masih teringat bagaimana rasanya menangis senang saat tau motor itu datang di depan rumah tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Dan mulai saat itu aku selalu merasa sayang dengan dunia sepeda motor bahkan hingga bergabung dengan beberapa klub motor dan modifikasi. Teramat banyak kenangan dengan motor dan helm itu, mulai dari menemani diberbagai momen hingga touring bersama.

Namun cerita itu harus berhenti tepat 2 tahun lalu ketika motor kesayangan harus rela dijual karena jarak dari rumah ke kampus yang cukup jauh dan perlu kendaraan yang lebih nyaman dan memiliki fleksibilitas yang baik. Dengan berat hati, helm itu harus rela berpisah dengan semua cerita indahnya. Lebih dari itu, iapun harus merelakan diri untuk mundur dari posisi utama helm yang aku pakai dan duduk rapih terbungkus kuat di dalam rak sambil menungguku untuk membeli lagi sepeda motor itu dan berharap bisa berkendara bersama penuh ceria seperti dahulu

Reading Time:
andreannfz