March 30, 2020
BY andreannf0
Comments
Instagram merupakan platform media sosial yang bisa dibilang paling dekat dengan saya. Tempat dimana saya bisa menyalurkan hobi dan melakukan branding diri secara bersamaan. Konsep yang mudah dan menyasar pada sifat dasar manusia membuat Instagram digandrungi banyak orang dari berbagai kalangan dan dengan berbagai tujuan pula. Kenapa saya bilang menyasar pada sifat dasar manusia? Dalam prosesnya, sebenarnya Instagram menggunakan beberapa poin utama, seperti menuntut untuk menyajikan sesuatu yang menarik, mengajak untuk berkompetisi, dan adanya prinsip amati, tiru, modifikasi yang berkembang sehingga membuat adanya pasar sendiri yang dikategorikan berdasarkan konsep, tone, hingga ukuran gambar itu sendiri.
Proses amati, tiru, modifikasi (ATM) ini sangat marak dilakukan oleh pengguna Instagram mulai dari adanya tren hingga mengambil main idea dari sebuah konten. Hal inilah pula yang saya lakukan dalam beberapa waktu saya memotret atau memproses gambar itu sebelum mengunggahnya ke Instagram. Dibawah ini merupakan beberapa contoh dari post Instagram saya yang saya ambil dengan main idea serupa dengan beberapa foto karya orang lain.
Foto diatas merupakan contoh foto pertama yang saya ambil dengan meniru penempatan objek utama dan penggunaan objek pendukung terhadap dua foto disamping kanan. Dalam foto ini sebenarnya menggunakan metode yang sangan simple namun terkadang terlupakan. Bagaimana sebuah objek utama mampu tetap menjadi point of interest dan objek pendukung menambahkan kesan tersendiri. Pipa yang bergaris lurus dan difoto dari kemiringan tertentu akan menimbulkan kesan adanya arena yang bermain dan pada akhirnya membantu mata untuk menuju pada objek utama yang di posisikan di tempat tertentu. Pengambilan foto seperti ini biasanya menggunakan rule of third. Dari ketiga foto tersebut, perbedaan yang paling mencolok adalah pada bagian warna atau grading. Grading sendiri tidak ada aturan baku/pasti dan bahkan termasuk hal yang segmented. Kedua foto disebelah kanan diberi warna cenderung soft dengan sedikit vignette karena untuk memperkuat kesan romantis dan suasana yang hangat. sedangkan foto yang saya ambil memiliki warna yang cenderung gelap karena untuk mendukung dari objek utama itu sendiri, yaitu seorang laki-laki yang berjaketkan jeans dengan raut wajah yang sedikit angkuh.
Foto dengan Sofa
Lokasi: Hotel Atrium Yogyakarta |
Pada foto kedua ini, objek utamanya adalah seorang model yang duduk dengan berbagai gaya dan sudut pengambilan gambar. Selain itu terdapat pula objek pendukung yaitu majalah dan sofa. Foto ini mengambil main idea dari foto yang diambil oleh Bagoes Kresnawan (Bagus Tikus) yang disesuaikan dengan properti yang ada. Penempatan objek utama berada di sisi kiri dan pengambilan gambar dari sudut 45 derajat membuat foto terlihat lebih fleksibel dan tidak terlalu kaku, ini juga yang saya ambil main ideanya dari akun nesnumoto. Selain sudut dan penempatan objek utama, tone yang diterapkan pada foto tersebut juga mendukung suasana yang tertangkap. Warna yang dominan coklat serta cahaya yang tidak terlalu keras menimbulkan kesan manis dan damai, sama seperti yang diterapkan pada foto nesnumoto. Seperti yang kita bisa lihat bahwa foto dengan grading cerah dan warna cenderung mencolok menimbulkan kesan foto tersebut ceria sedangkan warna yang halus dan sedikit mengurangi cahaya akan membuah foto tampak sendu.
Foto Konsep
Lokasi: Fishum, UIN SK |
Dalam foto ini, poin utama saya adalah membuat foto konsep permainan seperti yang dilakukan oleh Indie corp difoto sebelah kiri. Foto konsep sendiri sebenarnya adalah sebuah teknik fotografi, dimana model diposisikan dengan konsep atau tema tertentu. Foto konsep yang saya pakai adalah permainan, maka dari itu tugas fotografer adalah mengarahkan model untuk bergaya layaknya sedang bermain sesungguhnya, sama seperti foto dari Indie Corp disebelah kiri. Kunci dari foto konsep agar terlihat menarik sebenarnya cukup dengan warna yang sesuai, penggunaan lensa dengan bukaan besar dan ke-luwesan model. Indie sendiri merupakan jasa fotografi buku tahunan yang sudah cukup punya nama sehingga banyak hasil fotonya yang bisa saya ambil poin pentingnya seperti foto diatas. Sedangkan pemilihan tempat saya berpaku pada gambar kanan bawa. Objek manusia jika dibenturkan dengan tumbuhan hijau yang muda akan menghasilkan gambar yang lebih menarik dan terkesan ceria.
Foto Journal dan Minimalism
Lokasi: de Tjolomadoe |
Foto ini mungkin yang paling berbeda dari keiga foto diatas. Dalam foto yang saya abadikan di de Tjolomadoe, Solo ini saya mengambil konsep atau tren di Instagram yaitu minimalism dan post journal. Foto minimalism sendiri sebenarnya adalah teknik penataan objek dan background agar terlihat simetris dan rapih seperti gambar dibagian kanan atas. Selain itu, minimalism juga sering dikaitkan dengan adanya 1 objek utama yang mencolok dengan background clean. Sedangkan post journal adalah sebuah tren di Instagram yang booming mulai tahun 2019 awal. Inti dari post journal adalah kita membuat sebuah tatanan foto dengan menambahkan tulisan dan layouting yang baik seperti yang biasa dijumpai pada majalah. Kedua konsep tersebut lantas saya gabungkan dalam bentuk slidepost yang bersambung sehingga jika dilihat dari post pertama hingga terakhir rasanya akan seperti membaca sebuah majalah yang terangkai dengan baik.
Andrean Nur Fauzi - 18107030063 - Advertising A