December 2020 - Andreannf

Monday, December 7, 2020

Copy Writing dan Story Telling (With Budiman Hakim)
December 07, 20200 Comments

 

         Dalam sebuah sesi live di platform Instagram pada akun foodizz.id, Budiman Hakim hadir sebagai bintang tamu yang dihadirkan untuk berbicara membahas bersama mengenai copywriting dan story telling dalam sebuah produk periklanan khususnya pada usaha makanan atau FnB. Budiman Hakim sendiri merupakan seorang penulis buku dengan bahasan seputar copywriting diantaranya Copywriter is Dead, Story Telling: Beriklan Lewat Cerita, Saya Pengen Jadi Copywriter, dll. Selain itu Budiman Hakim juga tercatat sebagai Creative Advisor pada MACS909.

            Pada kesempatan itu, Budiman Hakim bercerita banyak sekaligus melakukan tanya jawab pada penontonnya seputar dunia copywriting dan juga story telling. Pertama-tama Budiman Hakim menyampaikan hal dasar mengenai apa itu copywriting dan segala yang berkaitannya. Menurutnya Copywriting berasal dari kata copy yang berarti teks atau tulisan dan writing yang berarti penulisan atau menulis. Sehingga terciptalah sebuah arti utuh dalam periklanan yaitu penulisan naskah yang bersifat persuasive. Sedangkan Storytelling sendiri merupakan cerita yang berisi promosi namun dikemas lebih halus atau disampaikan dengan smooth. Copywriting dan story telling pada periklanan memiliki muara yang sama, yaitu merupakan ajang promosi sebuah produk, namun teknik penyampaiannya lah yang membuat kedua hal tersebut berbeda. Copywriting seringkali bersifat terus terang, gambling, dan to the point, sedangkan story telling menurut Budiman Hakim merupakan strategi yang cukup ampuh karena produk bukan jadi titik utama dalam sebuah pemaparan, sehingga kesan promosi tidak terlalu terasa disana. Dengan begitu, getok tular atau mouth to mouth di kalangan customernya.

            Budiman Hakim juga bercerita bahwa masa kini seharusnya merupakan ajang promosi yang luar biasa karena terbukanya banyak sekali media untuk berpromosi dan gratis. Ketika pada jaman dulu, pemilik brand harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk menyewa tempat beriklan pada TV, Radio, Baliho, dan tempat lainnya, kini semua itu hanya opsional. Dengan keterbukaan media yang dengan mudah diakses, seharusnya kita tidak bertanya platform mana yang cocok untuk kita mengiklankan produk kita. Tembak saja semua platform dan  beriklan dengan baik disana.

            Mengenai story telling, banyak orang yang beranggapan susah, tidak tau dasarnya, tidak tau harus bagaimana. Namun menurut Budiman Hakim, kita semua sebagai manusia sejak kecil sudah diberikan story telling oleh ibu bagaimana sebuah cerita urban legend itu berjalan, bagaimana pengalaman orang tua kita dan banyak lagi. Jadi pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan dasar untuk ber-storytelling hanya yang membedakaan adalah perbendaharaan kosakata dan imajinasi ketika ber-storytelling. Budiman Hakim sendiri sering kali mengajarkan bagaimana melakukan story telling yaitu dengan memberikan pancingan berupa disediakan 6 kata acak, dan ditugaskan untuk merangkainya menjadi sebuah susunan cerita yang menarik dan nyambung. Setelah satuan kata, naik lagi ke kalimat, Alinea, dan seterusnya. Pancingan-pancingan itu yang akan memaksa kita untuk berimajinasi seluas mungkin.

            Lalu pertanyaan berikutnya adalah bagaimana caranya untuk menjadikan storytelling ini bagus, yaitu dengan adanya element of surprise. Dimana sisi surprise inilah yang menjadi unsur pembuat sebuah story telling menjadi kaya. Budiman Hakim mengibaratkan dengan kenapa perempuan muda suka laki-laki badboys? Tentu bukan karna dia berantakan atau urakan. Tapi ada surprise-surprise yang selalu dia lakukan dan berbeda dengan orang lain sehingga bad boy terkesan stand out dan menarik. Merupakan analogi yang cukup pas jika dilihat, sesuatu yang berbeda pasti akan menarik perhatian lebih. Namun diluar itu ada aspek yang juga perlu diperhatikan, yaitu kualitas. Kearah mana sebuah poin unik ini mengarah. Berbeda namun tidak berkualitas hanya akan membuat seseorang atau calon konsumen menengok namun tidak singgah. Kualitas yang baik dan memiliki sisi unik tentu akan membuat calon konsumen kita singgah bahkan menetap. Aspek ini yang sering kali dilupakan oleh orang-orang.

            Brand baru dan brand yang sudah mapan memiliki perbedaan dalam treatment periklanannya. Brand baru sebagai pendatang yang mencoba memperkenalkan produknya, sejatinya melakukan beriklan yang berupa memperkenalkan produknya secara jelas. Sedangkan brand yang sudah mapan dan produknya sudah dikenal, tugasnya hanyalah beriklan sebagai bentuk sapaan dan reminding kepada costumernya. Maka dari itu brand yang sudah mapan biasa beriklan secara unik bahkan sering kali berupa kampanye. Sebaliknya, banyak brand-brand baru yang mencoba datang dengan konsep iklan yang nyeleneh bahkan out of meaning dan hasilnya penonton iklan pun bingung apa yang dia lihat dan akhirnya ketertarikan itupun hilang. Karena pada dasarnya konsumen mencari alternatif produk yang berkualitas dan lebih worth, bukan yang iklannya aneh.

Copywriting adalah sebuah Teknik periklanan yang tidak bisa berdiri sendiri. Ia selalu dilengkapi dengan objek ataupun konteks visual yang mendukung. Mengapa? Contohnya dalam penggunaan tagline. Ambil contoh kasus Nike dengan tagline “just do it” nya. Orang sekarang tau bahwa tagline tersebut milik Nike karena memang brand Nika sudah cukup mendunia dan lintas kalangan. Namun saat peluncuran pertamanya, kata-kata just do it tentu aneh jika berdiri sendiri. Harus ada konteks yang mengikutinya. Misalnya ketika iklan produk nike berupa sepatu sepak bola Nike Hypervenom yang beriklan, maka visualnya akan menampilkan sepatu itu yang dipakai untuk kegiatan bermain bola dan diakhiri dengan taglinenya “Just do It” maka akan terasa sangat pas.

            Copywriting sendiri jika berbicara mengenai tagline memiliki 2 klasifikasi menurut Budiman Hakim, yaitu Product Benefit dan Emotional Benefit. Product Benefit merupakan Teknik copywriting dengan menonjolkan aspek nyata atau yang dapat kita sadari secara jelas. Contohnya adalah ketika ada rumah makan bakso bernama Bakso Pak Jarwo, dia menggunakan tagline “Sehat dan Segar” karena menggunakan sayuran dan daging yang fresh serta tanpa bumbu tambahan yang berbahaya. Melihat hal demikian, maka Bakso dan Miayam Pak Sigar ingin menyainginya dengan membuat deadline yang melebihi, misalnya “Lebih Sehat, Lebih Segar, dan Lebih Lengkap” karena menggunakan daging pilihan dan sayur organic serta juga menjual mi ayam. Jadi pada intinya Product benefit ini menjelaskan produk, namun sangat mudah dipatahkan oleh competitor. Selanjutnya jika menggunakan Emotional Benefit, competitor tidak akan mudah mematahkannya karena bersifat emotional atau tidak ada sesuatu yang dirasakan. Contohnya adalah ketika ada RM Nasi Padang Asli Achyar ketika membuat tagline dengan sisi emotional benefit, ia mengambil tagline “Tersenyum”. Tagline seperti ini akan cenderung susah untuk dipatahkan, karena tagline seperti ini menggunakan pendekatan secara emosional.

            Jika kita seseorang yang ingin menjadi Copy Writer, maka makanan kita sehari hari pantasnya adalah kata-kata. Baca buku, koran, dan banyak lagi sumber-sumber perbendaharaan kosa kata harus menjadi teman akrab. Karena akan menjadi sia-sia jika kita merasa perbendaharaan kosa kata kita luas namun pada dasarnya orang sulit mengerti atau menerimanya. Hal itu jadi kontras pada sisi promosi atau beriklan, seharusnya mendekatkan pada calon konsumen justru malah menjauhkannya.

Reading Time:
andreannfz